brightbusines.com – Kalau kamu penggemar sepak bola Eropa, khususnya Serie A, nama Tijjani Reijnders pasti udah mulai sering kamu denger. Gelandang muda asal Belanda ini lagi jadi pembicaraan karena performanya yang konsisten dan elegan bareng AC Milan. Tapi sebelum mengenakan jersey merah-hitam kebanggaan San Siro, perjalanan Tijjani Reijnders dimulai jauh sebelumnya. Yuk, kita ngobrol santai tentang bagaimana pemain satu ini bisa melesat dari Eredivisie hingga akhirnya bermain di salah satu klub terbesar di Italia.
Baca Juga : Daftar Film Korea 2025 Paling Seru
Awal Mula Karier Tijjani Reijnders
Sebelum dikenal publik Italia, Tijjani Reijnders lebih dulu menunjukkan potensinya di Belanda. Lahir di Zwolle pada 1998, darah bola mengalir deras di tubuhnya. Ayahnya, Martin Reynders, juga mantan pemain profesional. Jadi bisa dibilang, sepak bola udah jadi bagian dari hidupnya sejak kecil.
Ia mulai karier profesionalnya di FC Zwolle. Tapi titik terang karier Tijjani Reijnders baru benar-benar muncul setelah bergabung dengan AZ Alkmaar. Di klub itulah kemampuannya berkembang pesat. Gayanya yang kalem tapi penuh visi langsung menarik perhatian. Bukan tipe gelandang yang suka show off, tapi kalau udah pegang bola, kita bisa langsung lihat kalau dia tahu betul apa yang harus dilakukan.
Baca Juga : Mengenal Vanesha Prescilla Lebih Dekat
Bersinar Bersama AZ Alkmaar
Di AZ, Tijjani Reijnders nggak langsung jadi andalan. Butuh waktu dan kesabaran. Tapi justru di sanalah kualitas mentalnya terlihat. Perlahan tapi pasti, ia jadi pilar penting di lini tengah. Permainan cerdasnya bikin pelatih percaya. Umpan-umpan akurat, kontrol bola yang tenang, serta pergerakan tanpa bola yang efektif membuatnya menonjol.
Salah satu momen paling menonjol dari Reijnders di AZ adalah penampilannya di UEFA Conference League. Waktu itu AZ sempat melaju cukup jauh, dan kontribusinya jelas terasa. Meski tidak selalu mencetak gol, perannya dalam mengatur tempo permainan sangat krusial. Banyak fans yang mulai menyebutnya sebagai “otaknya” lini tengah AZ.
Baca Juga : Ruben Amorim Tantang Manchester United dengan Taktik Baru
Gaya Bermain yang Elegan dan Efisien
Buat yang baru mengenal Tijjani Reijnders, gaya mainnya mungkin akan langsung mengingatkan pada pemain seperti Frenkie de Jong. Sama-sama gelandang asal Belanda, sama-sama punya kemampuan membawa bola dengan tenang di bawah tekanan. Tapi Reijnders punya keunikan sendiri. Ia lebih kalem, tapi juga tajam saat dibutuhkan.
Visi bermain Tijjani Reijnders luar biasa. Ia bukan hanya tahu ke mana bola harus diarahkan, tapi juga kapan harus melakukannya. Itu yang bikin dia disukai banyak pelatih. Tidak sembrono, tidak egois, dan selalu bisa membaca situasi.
Baca Juga : 10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
Ketertarikan Klub-Klub Eropa
Performa konsisten di AZ Alkmaar akhirnya bikin banyak mata mulai melirik. Klub-klub Eropa mulai menunjukkan minat, termasuk dari Inggris dan Jerman. Tapi di antara semua rumor transfer, nama AC Milan muncul paling serius. Mereka butuh gelandang kreatif yang bisa jadi penghubung antara lini belakang dan depan. Dan sosok Tijjani Reijnders dianggap pas.
Proses transfernya pun berjalan cepat. Milan tahu, kalau terlalu lama menunggu, pemain ini bisa direbut klub lain. Dan akhirnya, musim panas 2023 jadi momen besar ketika Tijjani Reijnders resmi ke San Siro.
Adaptasi Cepat di Serie A
Banyak yang ragu soal adaptasi pemain Belanda ke liga Italia. Tapi Tijjani Reijnders langsung kasih jawaban lewat performa. Di pertandingan debutnya, dia udah menunjukkan karakter. Tenang, elegan, dan tetap efektif. Gaya main Serie A yang taktis dan keras sepertinya malah cocok dengan pola bermainnya.
Pelatih Milan pun langsung jatuh hati. Dalam beberapa laga awal, Reijnders langsung dipercaya sebagai starter. Fans Milan yang awalnya belum terlalu kenal, mulai menyebut-nyebut namanya di forum. Mereka sadar, Milan kedatangan gelandang muda dengan kualitas top.
Kontribusi di Tengah Lapangan
Selama membela AC Milan, Tijjani Reijnders bukan hanya sekadar pelengkap. Ia jadi bagian penting dalam struktur permainan. Bahkan saat bermain bersama pemain seperti Loftus-Cheek dan Bennacer, dia tetap bisa menunjukkan karakter permainannya sendiri.
Statistiknya juga menunjukkan hal itu. Jumlah sentuhan, akurasi operan, dan intersepsi per pertandingan berada di atas rata-rata. Ia bukan gelandang flamboyan, tapi selalu ada di tempat yang tepat dan membuat permainan lebih rapi.
Pujian dari Legenda dan Media
Media Italia terkenal kritis. Tapi mereka juga tahu kalau seorang pemain tampil bagus. Dan itu yang dialami Tijjani Reijnders. Beberapa jurnalis top mulai membahas kontribusinya. Bahkan legenda Milan seperti Demetrio Albertini dan Massimo Ambrosini memberikan pujian.
Mereka menyebut Reijnders sebagai pemain yang “mature beyond his years” alias matang di usia muda. Menurut mereka, sangat jarang melihat pemain baru yang bisa langsung menyatu dengan sistem dan atmosfer Serie A seperti itu.
Peran di Tim Nasional Belanda
Setelah tampil cemerlang di level klub, panggilan dari tim nasional pun datang. Tijjani Reijnders masuk skuad Belanda dan langsung dipercaya oleh pelatih Ronald Koeman. Penampilannya juga nggak mengecewakan. Ia bisa menjaga ritme permainan dan memberikan kontribusi saat membangun serangan.
Ini membuktikan bahwa Tijjani Reijnders bukan hanya pemain klub. Potensinya di level internasional juga terbuka lebar. Banyak pengamat bilang, dalam waktu dekat, dia bisa jadi salah satu gelandang utama di skuad Oranje.
Masa Depan Cerah di San Siro
Melihat perkembangan kariernya sejauh ini, bisa dibilang bahwa Tijjani Reijnders punya masa depan cerah di AC Milan. Usianya masih muda. Performanya stabil. Dan yang paling penting, dia punya mental kuat yang dibutuhkan untuk bermain di klub besar.
Kalau dia bisa terus menjaga performa dan bebas dari cedera, bukan tidak mungkin dia akan jadi sosok penting di Milan untuk beberapa musim ke depan. Bahkan mungkin jadi legenda baru kalau semua berjalan lancar.
Dukungan Fans dan Kehidupan Pribadi
Selain soal permainan di lapangan, kehidupan pribadi Tijjani Reijnders juga menarik perhatian. Ia dikenal sebagai sosok yang low profile. Jarang terlibat drama. Aktif di media sosial, tapi tetap profesional. Banyak fans yang menghargai sisi ini karena menunjukkan kedewasaannya.
Dukungan fans Milan pun makin terasa. Di tribun San Siro, nama Tijjani Reijnders mulai sering disorakkan. Banner dengan namanya mulai terlihat. Buat seorang pemain asing yang baru datang, hal itu tentu jadi dorongan besar