brightbusines.com – Siapa bilang produk dari usaha kecil dan menengah nggak bisa tembus pasar global? Sekarang ini, ekspor UMKM bukan lagi mimpi. Banyak pelaku usaha kecil dari berbagai daerah di Indonesia yang sukses jualan ke luar negeri. Mulai dari keripik pisang, tas rajut, kopi, sampai batik dan kerajinan tangan, semua punya potensi besar buat dilirik pembeli internasional.
Tapi memang, sebelum bisa masuk pasar luar negeri, ada banyak hal yang perlu disiapkan. Mulai dari kualitas produk, izin usaha, sampai strategi promosi yang tepat. Nah, di artikel ini, kita bakal ngobrol santai soal gimana sih sebenarnya langkah-langkah buat bisa ekspor produk UMKM dari nol.
Baca Juga : Profil Syifa Hadju Lengkap
Kenapa UMKM Harus Mulai Melirik Pasar Ekspor?
UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlahnya jutaan dan tersebar dari kota sampai desa. Tapi kebanyakan UMKM masih fokus jualan di pasar lokal. Padahal, kalau dilihat dari segi potensi, banyak produk UMKM yang bisa banget bersaing di luar negeri.
Coba deh bayangin. Produk kamu bisa dibeli orang dari Jepang, Jerman, bahkan Kanada. Rasanya pasti bangga kan? Selain bangga, ekspor juga bisa buka pintu rezeki yang lebih besar. Dengan pasar yang lebih luas, omzet pun bisa naik berkali-kali lipat.
Kalau kita paham cara kerja ekspor UMKM, kita bisa bantu produk lokal kita punya nilai lebih di mata dunia. Dan bukan cuma soal uang, tapi juga soal eksistensi budaya, kreativitas, dan kerja keras anak bangsa.
Baca Juga : Lisa BLACKPINK dan Peran Pentingnya di Dunia K-Pop
Mulai dari Produk: Apa yang Layak Diekspor?
Sebelum mikirin soal dokumen dan prosedur, penting banget buat pelaku UMKM ngecek dulu produknya. Apakah produk kamu punya daya tarik buat pasar luar? Apakah kualitasnya udah sesuai standar? Jangan khawatir, nggak harus sempurna banget kok. Yang penting, ada keunikan dan kualitas yang bisa diandalkan.
Produk Unik Punya Peluang Lebih Besar
Kalau kamu bikin kerajinan dari limbah kayu, punya racikan sambal khas keluarga, atau memproduksi sabun dari bahan alami, itu bisa jadi daya tarik tersendiri buat konsumen luar negeri. Mereka biasanya suka produk yang punya cerita, autentik, dan nggak bisa ditemukan di negara mereka.
Sertifikasi Bisa Jadi Nilai Tambah
Beberapa produk butuh sertifikasi buat bisa lolos ekspor. Misalnya, produk makanan butuh izin dari BPOM dan sertifikat halal. Produk kayu atau rotan kadang butuh legalitas dari KLHK. Ini bukan buat bikin ribet, tapi justru buat meyakinkan pembeli kalau produk kita aman dan terpercaya.
Baca Juga : Ria Ricis Ungkap Rencana Sekolahkan Moana ke Luar Negeri
Mengenal Target Pasar: Siapa dan Di Mana Mereka?
Dalam dunia ekspor UMKM, mengenal siapa pembeli kamu itu penting banget. Jangan asal pilih negara tujuan. Pelajari dulu pasar mana yang cocok sama produkmu. Misalnya, teh herbal dari Indonesia banyak disukai di Eropa. Atau produk tas dari bahan daur ulang bisa menarik di Jepang yang peduli lingkungan.
Riset Pasar itu Kunci
Riset pasar bukan berarti kamu harus langsung ke luar negeri. Sekarang semuanya bisa lewat internet. Kamu bisa lihat tren produk di marketplace global, seperti Amazon, Etsy, atau Alibaba. Bisa juga cari tahu lewat media sosial, komunitas, atau bahkan lewat dukungan pemerintah dan asosiasi ekspor.
Bahasa dan Budaya Juga Berpengaruh
Beda negara, beda selera. Misalnya, kemasan yang dianggap keren di Indonesia belum tentu disukai orang Jerman. Atau bahan makanan yang kita anggap biasa bisa jadi alergi buat orang negara lain. Jadi pelajari sedikit soal budaya dan preferensi negara tujuan.
Baca Juga : Perjalanan Karier Winter aespa di Dunia K-Pop
Legalitas dan Dokumen: Syarat Wajib Kalau Mau Ekspor
Mau masuk pasar global, kamu harus siap juga dari sisi legalitas. Ini bagian yang kadang bikin pelaku UMKM mundur. Tapi sebenarnya, prosesnya bisa dilalui asal tahu alurnya. Jangan khawatir, sekarang banyak lembaga dan instansi yang bisa bantu pelaku UMKM buat urus semuanya.
Punya Izin Usaha Itu Wajib
Langkah awal tentu punya legalitas usaha. Mulai dari NIB (Nomor Induk Berusaha), NPWP, sampai SIUP atau IUMK tergantung skala usahamu. Tanpa ini, kamu nggak bisa urus dokumen ekspor.
Lengkapi Dokumen Ekspor
Beberapa dokumen yang biasanya dibutuhkan antara lain:
-
Invoice dan packing list
-
Bill of lading atau airway bill
-
Surat keterangan asal barang (SKA)
-
Sertifikat kesehatan (untuk produk pangan)
-
Sertifikat halal kalau perlu
Mungkin kelihatannya banyak, tapi kalau udah dijalani satu per satu, semuanya terasa lebih mudah.
Strategi Pemasaran Global: Kenalkan Produk ke Dunia
Biar ekspor UMKM bisa jalan, kamu harus tahu gimana cara mengenalkan produk ke pasar luar. Promosi adalah kunci. Di era digital, promosi ke luar negeri jadi lebih gampang dan murah. Kamu nggak harus punya kantor cabang di luar negeri buat mulai ekspor.
Bangun Identitas Produk Lewat Branding
Branding itu bukan cuma soal logo. Tapi soal bagaimana kamu menyampaikan pesan lewat kemasan, cerita produk, dan tampilan visual. Orang luar negeri suka dengan produk yang punya nilai budaya. Jadi manfaatkan itu buat bangun cerita unik dari produkmu.
Gunakan Platform Digital
Manfaatkan marketplace internasional seperti Alibaba, Amazon, eBay, atau Etsy. Ini bisa jadi pintu pertama buat menjangkau pembeli luar negeri. Selain itu, media sosial seperti Instagram dan TikTok juga efektif buat membangun audiens global.
Jangan lupa juga buat punya website sederhana dalam bahasa Inggris. Ini bisa jadi portofolio produk kamu dan meningkatkan kepercayaan calon buyer.
Kerja Sama dan Jejaring: Jangan Jalan Sendiri
Ekspor UMKM itu seru kalau dijalanin bareng. Kamu nggak harus jalan sendiri. Ada banyak pihak yang bisa kamu ajak kerja sama buat memperlancar ekspor. Mulai dari komunitas UMKM, pemerintah daerah, sampai kementerian dan lembaga terkait.
Ikut Pelatihan dan Pendampingan
Sekarang banyak pelatihan ekspor yang disediakan gratis oleh dinas perdagangan, kementerian koperasi, atau asosiasi ekspor. Kamu bisa belajar langsung soal cara ekspor, prosedur bea cukai, sampai cara komunikasi dengan buyer internasional.
Gabung Komunitas UMKM Ekspor
Dengan bergabung di komunitas, kamu bisa saling bertukar pengalaman, berbagi peluang, dan bahkan kolaborasi bareng. Bisa bikin katalog bersama, ikut pameran bareng, atau patungan sewa gudang ekspor. Jadi semuanya terasa lebih ringan.
Peran Pemerintah dan Dukungan Lembaga
Pemerintah sebenarnya sangat mendukung ekspor UMKM. Banyak program yang diluncurkan khusus untuk bantu pelaku usaha kecil tembus pasar global. Mulai dari pelatihan, pembiayaan, sampai fasilitasi pameran luar negeri.
Dukungan dari Kementerian dan Lembaga
Kementerian Perdagangan lewat Ditjen PEN punya program promosi ekspor. Kemenkop juga aktif mendampingi UMKM naik kelas. Bahkan Bea Cukai juga menyediakan Klinik Ekspor buat bantu pelaku usaha yang masih bingung dengan dokumen dan prosedur.
Fasilitasi Pembiayaan Ekspor
Kalau kamu butuh modal buat memperluas produksi demi ekspor, kamu bisa manfaatkan fasilitas pembiayaan dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia). Mereka punya program khusus buat UMKM yang ingin ekspor, termasuk bantuan bunga ringan dan pembinaan.
Tantangan dalam Ekspor UMKM: Apa yang Perlu Diwaspadai?
Memang nggak bisa dipungkiri, ada juga tantangan dalam dunia ekspor, apalagi buat UMKM pemula. Tapi tantangan itu bukan buat ditakuti, justru bisa dijadikan bahan belajar dan evaluasi.
Persaingan Global Cukup Ketat
Kamu harus bersaing dengan produk dari negara lain yang mungkin punya sistem produksi yang lebih maju. Tapi jangan minder. Produk dari Indonesia punya kekuatan dari sisi budaya, cita rasa, dan nilai lokal.
Logistik dan Biaya Pengiriman
Biaya pengiriman internasional kadang cukup mahal. Apalagi kalau kamu kirim dalam jumlah kecil. Tapi sekarang mulai banyak solusi logistik yang ramah untuk UMKM, bahkan ada yang khusus bantu kiriman ekspor skala kecil.
Komunikasi dengan Buyer
Kadang kita kesulitan berkomunikasi karena beda bahasa atau zona waktu. Makanya, penting buat belajar dasar-dasar komunikasi bisnis dalam bahasa Inggris dan memahami etika bisnis global.
Cerita Sukses UMKM Indonesia Tembus Ekspor
Buat penyemangat, banyak loh UMKM dari Indonesia yang berhasil ekspor produknya. Misalnya, pelaku usaha tempe dari Bandung yang kirim produknya ke Jepang. Atau pengrajin rotan dari Cirebon yang produknya dipajang di toko Eropa.
Cerita-cerita ini menunjukkan kalau ekspor UMKM itu mungkin banget dilakukan. Yang penting, pelaku usahanya mau belajar, adaptif, dan punya semangat pantang menyerah